Henge'do Tradisi Unik Cium Hidung Masyarakat Sabu Raijua

Henge'do Tradisi Unik Cium Hidung Masyarakat Sabu Raijua
Setiap suku dan kebudayaan di seluruh dunia tentu saja punya tradisi unik dan lain dari yang lain seperti  Henge’do tradising  unik cium hidung oleh masyarakat Sabu Raijua Nusa Tenggara Timur. Di Indonesia umumnya jika bertemu dengan orang lain akan berjabat tangan, sedangkan di Italia cium pipi kiri dan kanan. 

Hal tersebut sudah biasa dilakukan, sama hal nya seperti tradisi cium hidung yang ada di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Tradisi unik ini dalam bahasa daerah dikenal dengan nama Henge’do. Menurut sebagian besar penduduk Sabu mengatakan tradisi cium hidung ini sudah ada sejak dahulu atau nenek moyang.

Tradisi satu ini memang bukan merupakan sembarang tradisi. Tradisi unik cium hidung ini juga punya makna tinggi didalamnya yakni rasa ketertarikan dan juga keakraban antara satu dengan lain yang dimaksudkan sebagai persaudaraan.

Filosofi mengenai tradisi ini juga cukup tinggi. Hidung yang digunakan sebagai alat pernafasan juga sebagai alat kehidupan. Sehingga dari filosofi tersebutlah masyarakat Sabu mengartikan tradisi unik ini sebagai alat yang digunakan untuk menghidupkan kekeluargaan antara dua orang yang saling temu.

Meskipun dua orang tersebut juga baru bertemu sekalipun. Tradisi unik ini bahkan sampai sekarang masih dilakukan dan dilestarikan oleh penduduk setempat dan jadi ciri khas suku Sabu.

Tradisi Serupa Dengan Henge’do

Selain tradisi unik cium hidung dari Suku Sabu Raijua apabila Anda mencari kesamaan dengan beberapa suku lain di dunia, maka Anda akan menemukan sepintas kesamaan dari tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Sabu.

Tradisi unik ini mirip juga dengan tradisi dari suku Maori yang ada di Selandia Baru dan juga tradisi dari masyarakat Oman. Akan tetapi meskipun mirip juga masih ada yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Misalnya saja seperti cara melakukan cium hidung itu sendiri. Jika tradisi cium hidung ini hanya boleh dilakukan oleh sesama laki-laki. 

Sedangkan untuk tradisi cium hidung yang dilakukan oleh masyarakat Sabu Raijua boleh dilakukan dengan lawan jenis. Untuk perbedaan lainnya ialah tradisi cium hidung pada penduduk suku Maori Selandia Baru caranya ialah dengan menggesekkan satu sama lain hidungnya.

Sedangkan pada penduduk suku Sabu Raijua tradisi unik cium hidung ini dilakukan dengan cara menempelkan satu sama lain hidungnya, bukan menggesekkan hidungnya seperti yang dilakukan oleh penduduk Selandia Baru.

Tradisi cium hidung ini dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, starata sosial, usia, status, dan yang lainnya. Bukan hanya sebagai tanda untuk persaudaraan saja, cium hidung ini dilakukan untuk memberikan penghormatan dari mereka yang muda kepada mereka yang lebih tua dan juga digunakan sebagai tanda kejujuran.

Tradisi Salam Khas Suku Sabu Raijua

Saat melakukan cium hidung ini, maka dua mata akan saling bertemu dan dari sana bisa dilihat bagaimana pandangan mata yang terbuka tersebut memberikan kejujuran satu dengan yang lainnya.

Jika dilihat secara luas, tradisi cium hidung ini juga bisa digunakan untuk menyelesaikan konflik antara dua orang yang sedang mengalami masalah. Dengan melakukan cum hidung, maka bisa diartikan sebagai bentuk yang lain dari sebuah permintaan maaf. 

Tradisi unik cium hidung oleh Suku Sabu Raijua ini dianggap sebagai tanda persaudaraan yang saling mengikat antara satu dengan yang lainnya. Hal ini juga bisa untuk mengeratkan kehidupan dan juga rasa kekeluargaan dalam hidup bermasyarakat. Dengan cium hidung, maka kita juga akan mendekatkan wajah.

 Dengan dekatnya wajah tersebut maka bisa menunjukkan kedekatan satu dengan yang lainnya bukan karena fisiknya, namun nafas kehidupan juga. Hal ini bisa mengartikan sebagai ikatan yang menyatu antar keduanya menjadi akrab, dekat, bersaudara, bersahabat, dan juga saling mengasihi antara satu dengan lainnya.

Tradisi unik ini jadi salam yang khas dari penduduk Nusa Tenggara Timur saat bertemu dengan penduduk dari Nusa Tenggara Timur juga. Baik kapan saja, dimana saja, dan kapan saja. sampai saat ini juga tradisi unik cium hidung ini masih tetap dilestarikan oleh penduduk setempat yang tinggal di provinsi Nusa Tenggara Timur.

Comments