Kekayaan Budaya Nusa Tenggara Timur Indonesia
Budaya Nusa Tenggara Timur adalah salah satu warisan budaya bangsa yang memperkaya khazanah kebudayaan Indonesia. Hadir dengan keunikannya, Nusa Tenggara Timur memberikan eksotisme budaya serta alam yang menarik untuk dikunjungi.
Tidak heran para wisatawan yang berkunjung ke provinsi ini akan mendapatkan pengalaman yang unik. Nusa Tenggara Timur berlokasi di Tenggara Indonesia dan memiliki ibu kota bernama Kupang, letaknya di Timor Barat.
Nusa Tenggara Timur memiliki sebutan lain, yakni pulau Flobamora, artinya terdiri atas beberapa pulau-pulau besar, di antaranya Flores, Sumba, Timor, dan Alor. Banyak sub etnis yang ada di NTT ini.
Tidak heran para wisatawan yang berkunjung ke provinsi ini akan mendapatkan pengalaman yang unik. Nusa Tenggara Timur berlokasi di Tenggara Indonesia dan memiliki ibu kota bernama Kupang, letaknya di Timor Barat.
Nusa Tenggara Timur memiliki sebutan lain, yakni pulau Flobamora, artinya terdiri atas beberapa pulau-pulau besar, di antaranya Flores, Sumba, Timor, dan Alor. Banyak sub etnis yang ada di NTT ini.
Salah satu hal menarik dari budaya Nusa Tenggara Timur adalah rumah adat bernama Sao Ata Mosa Lakitana yang menjadi tempat tinggal camat atau lurah. Bentukan rumah adat ini berupa panggung yang terdapat balai panjang untuk menerima tamu. Tidak dibutuhkan penanaman fondasi dalam tanah.
Ketika bertandang ke NTT, sekilas kita dapat menyaksikan pakaian adat daerah satu ini. Jika dijabarkan maka bentuknya seperti baju jas tertutup, selempang dari kain tenun serta sarungnya, dan ada sebilah golok terselip di perut. Ada perhiasan yang digunakan, yakni kalung dan juga pending oleh mereka.
Suku Bangsa dan Bahasa di NTT
Indonesia yang kaya akan suku bangsa terbukti dengan adanya berbagai budaya Nusa Tenggara Timur yang melingkupi beberapa suku. Berbagai suku bangsa di NTT adalah Helong, Dawan, Tetun, Kemak, Marae, Rote, Sabu/Rae Havu, Sumba, Manggarai Riung, Ngada, Ende Lio, Sikka-Krowe Mohang. Serta berbagai suku bangsa lainnya, Lamahalor, Kedang, Labala, dan juga yang terakhir Pulau Alor.
Ada setidaknya banyak bahasa yang digunakan oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur, yakni bahasa yang dipergunakan masyarakat di Timor, Rote, dan Sabu berbeda dari lainnya. Mereka menggunakan beberapa bahasa, yakni bahasa Kupang, Dawan Amarasi, Helong Rote, Melayu Kupang, Sabu, Tetun, dan Bural.
Sementara kekayaan budaya Nusa Tenggara Timur terlihat dari pemakaian bahasa oleh masyarakat Alor. Di sini, mereka menggunakan bahasa Tewo Kedebang, Lamuan Abui, Blagar, Katola, Pui, Taangla, Kui, Pura Kang Samila, Kule, Aluru, dan Kayu Kaileso. Ada dua daerah lagi yang menggunakan bahasa berbeda.
Masyarakat Sumba menggunakan bahasa Kambera, Wewewa, Lamboya, Anakalang, Wanokaka, Loli, Kodi, dan Mamboro. Sementara di Flores sendiri terdapat banyak bahasa, Komodo, Bajo, Manggarai, Ruteng, Ramba, Ngada, Naga Keo, Lio Ende, Sikka, Lio, Palue, Krawe, Kedang, Lamaholot, Laratuka, dan Melayu.
Alat Musik di Nusa Tenggara Timur
Sejak duduk di sekolah dasar sepertinya kita semua telah diperkenalkan dengan alat musik dari berbagai daerah, salah satunya dari Nusa Tenggara Timur. Sebagai salah satu bentuk budaya Nusa Tenggara Timur, ada beberapa alat musik yang dapat Anda ketahui, di antaranya:
Sasando.
Alat musik tradisional ini berasal dari Rote dan kita mudah memastikan apa itu sasando melalui pecahan uang Rp 5.000 beberapa waktu silam. Sasando terdiri atas dua bagian, pertama bagian alat musik yang bahannya dari kayu dan kedua bahan alat musik yang dari lontar.
Heo.
Alat musik kedua yang tidak kalah menarik adalah Heo. Untuk memainkan alat musik tradisional NTT ini caranya dengan digesek. Heo terdiri atas 4 bagian dasar di mana bagian-bagian tersebut memiliki fungsi berbeda-beda. Untuk memainkan heo ini kita dapat membayangkan saat orang memainkan alat musik biola.
- Foy Doa.
Selanjutnya, alat musik yang tidak kalah menarik dibandingkan berbagai jenis budaya Nusa Tenggara Timur lainnya adalah Foy Doa. Ini merupakan alat musik dari Flores yang berarti suling ganda. Alat musik ini digunakan untuk mengiringi penembangan syair atau nasehat-nasehat yang dilafalkan oleh tetua NTT.
- Foy Pai.
Alat musik terakhir yang hadir dari NTT adalah Foy Pai yang bentuknya menyerupai angka 4 dan sama-sama digunakan dengan cara ditiup. Antara Foy Pai dan Foy Doa tidak dapat dipisahkan karena Foy Pai mengiringi alat Foy Doa.
Banyak sekali hal menarik yang dapat kita ketahui dari Nusa Tenggara Timur. Bukan hanya keindahan alamnya yang menawan untuk dijadikan destinasi wisata, namun juga budayanya menarik untuk dipelajari. Berbagai budaya Nusa Tenggara Timur di atas hanya sebagian dari sebanyak keindahan NTT.
Post a Comment for "Kekayaan Budaya Nusa Tenggara Timur Indonesia"
Post a Comment
Mohon berkomentar sesuai topik!