Wae Rebo NTT, Surga Kecil di Atas Awan yang Wajib Dikunjungi
Wae Rebo merupakan sebuah kampung kecil di pegunungan Flores Nusa Tenggara Timur. Sering dijuluki surga kecil di atas awan sebab kampung ini berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
Karena letaknya tersebut, Wae Rebo NTT masuk dalam daftar desa tertinggi di Indonesia. Kabut tipis dan awan beriringan adalah sajian khas pagi di perbukitan sana.
Selain karena panoramanya yang indah, Wae Rebo juga memiliki 7 rumah adat bernama Mbaru Niang. Jika menyukai budaya tradisional, maka destinasi ini wajib dikunjungi. Bagaimana cara menuju desa Wae Rebo?
Cara Menuju ke Wae Rebo NTT
Untuk menuju ke Desa Wae Rebo kamu harus menyiapkan energi penuh sebab perjalanan menuju ke sana tidak mudah dan cukup memakan waktu. Namun semua akan terbayar sempurna ketika sampai.
Kamu bisa memulai perjalananmu dari Ruteng. Bisa melalui jalur udara dari Denpasar, Bali atau dengan travel dari Labuan Bajo. Kurang lebih akan memakan waktu 6 jam dari ibu kota Kabupaten Manggari Barat tersebut.
Sampai di Ruteng, lanjutkan perjalanan menuju ke Desa Denge selama kurang lebih 2 jam. Gunakan ojek atau truk kayu yang dapat ditemukan di Terminal Mena.
Truk kayu adalah pilihan tepat jika kamu ingin berhemat. Sebab menggunakan ojek kamu harus merogoh kocek sebesar Rp150 ribu sampai Rp200 ribu sekali antar. Sementara truk kayu hanya Rp30 ribu saja.
Namun, angkutan tersebut tidak setiap hari beroperasi dan jika ada bisa ditemui pada jam 09.00-10.00. Karena Denge merupakan desa terakhir yang bisa diakses dengan kendaraan selanjutnya kamu harus berjalan kaki.
Jangan khawatir karena di Denge kamu bisa beristirahat terlebih dahulu di homestay yang disediakan di sana. Selain itu ada pula pusat informasi dan perpustakaan yang bisa kamu kunjungi.
Terakhir, kamu membutuhkan waktu 4-5 jam menyusuri perbukitan menuju kampung kecil di atas awan ini. Jangan lupa sempatkan bermalam di rumah adat milik masyarakat setempat untuk pengalaman tidak terlupakan.
7 Rumah Adat Mbaru Niang yang Mengagumkan
Tujuh rumah adat Mbaru Niang yang menjulang tinggi bertutup atap rumbia di tengah rimbun bukit hijau akan menyambutmu segera setelah tiba. Setiap rumah dihuni setikar 6-8 keluarga.
Mbaru Niang terdiri dari lima lantai dengan atap daun lontar yang dilapisi ijuk. Ada satu rumah khusus untuk menyambut tamu yang berkunjung.
Jamuan kopi Flores juga akan disuguhkan oleh masyarakat sebagai ucapan selamat datang. Tidak lupa suasana hangat masyarakat yang akan menyediakan seperangkat perlengkapan tidur agar kamu bisa beristirahat dengan nyaman.
Kamu akan melihat karya arsitektural tradisional yang unik ketika memandangi Mbaru Niang. Karena dikelilingi hutan yang dihiasi bukit-bukit yang indah, udara di sana juga segar.
Tidak heran apabila tempat bersejarah di bagian timur Indonesia ini menjadi situs warisan budaya dunia. United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) memberi penghargaan tertinggi pada 2012 lalu.
Kehidupan Masyarakat Adat Wae Rebo NTT
Tidak hanya sekadar menikmati indahnya udara segar di atas perbukitan dan panorama eksotis 7 rumah adat Mbaru Niang. Kamu juga bisa menyelami kehidupan masyarakat sana ketika menyempatkan bermalam. Sebagian besar mata pencaharian mereka adalah bertani untuk laki-lakinya dan menenun bagi perempuannya.
Pada bulan November, masyarakat adat biasanya memiliki perayaan spesial. Namanya adalah upacara Adat Penti, sebuah perayaan rasa syukur berkat hasil panen selama setahun sekaligus memohon keharmonisan dan perlindungan.
Jadi tidak hanya menikmati panorama yang sangat indah di atas awan atau Mbaru Niang yang mengagumkan. Kamu juga bisa menyelami masyarakat adatnya yang sangat ramah di Desa Wae Rebo NTT, perpaduan kearifan lokal budaya wajib dikunjungi.
Post a Comment for "Wae Rebo NTT, Surga Kecil di Atas Awan yang Wajib Dikunjungi"
Post a Comment
Mohon berkomentar sesuai topik!